September 1, 2023 Anak Anemia Rentan Jadi Korban Bullying, Begini Penjelasan Psikolog

Anak Anemia Rentan Jadi Korban Bullying, Begini Penjelasan Psikolog

Anak yang mengalami anemia nyatanya tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik saja, tapi juga psikis. Bahkan, anak yang mengalami anemia berisiko mengalami bullying atau perundungan. Kok bisa?

Menurut Psikolog Klinis Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi. hal ini bisa saja terjadi. Meski tidak secara langsung. Anna menjelaskan, anemia rentan dialami anak berusia lima tahun ke bawah. Sehingga perundungan tidak terjadi di usia tersebut. Namun, bullying terjadi ketika anak anak sudah cukup besar dan duduk di bangku sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan seterusnya.

Alasan Yenny Wahid Minta Warga Pilih Capres Nomor 3, Capres 'Bansos' Dinilai Bersedekah Lirik Nyekso Batin Shinta Arsinta feat Arya Galih Mendekati Pilpres 2024, Pendukung Prabowo di Solo Raya Mendadak Hijrah Dukung Pasangan AMIN

CATAT Tanggal Hoki untuk Melahirkan Anak di Tahun Naga Kayu 2024, Bawa Berkah Dewi Fortuna Ciri ciri Presiden RI Pengganti Jokowi Menurut Ramalan Jayabaya, Benarkah Seorang Satria Piningit? Halaman 4 Bangkapos.com Ikatan Cinta Tamat, Fakta Interaksi Arya Saloka dan Amanda Manopo di Balik Layar Dibongkar Sari Nila

Masayu Kuak Fakta Arya Saloka dan Amanda Manopo Usai Ikatan Cinta Tamat, Putri Anne Cerai Tersentil Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 88 89 Kurikulum Merdeka: Teks Negosiasi Halaman all "Bayangkan anak alami anemia, zat besi kurang. Sebenarnya ada satu hormon sangat berpengaruh yaitu dopamin dan oksitosin.

Kita bilang (keduanya) hormon kesehatan mental," ungkap Anna pada media briefing di Jakarta, Jumat (1/9/2023). Hormon dopamin berpengaruh cukup besar agar anak bersemangat, merasa positif dan sebagainya. Saat anemia, hormon tersebut berkurang.

"Apa yang terjadi? Konsentrasi bermasalah, kemudian dia punya masalah dalam emosinya, menjadi cenderung negatif, kemudian ketika berteman, bergaul tidak optimal," jelas Anna. Sebagai contoh, saat teman sebayanya mengobrol perihal film, anak yang mengalami anemia sulit berkonsentrasi sehingga tidak tercipta komunikasi yang nyambung. "Teman temannya merasa, kita semua nyambung kok kamu enggak. Disitu kena potensi mengalami bullying. Kamu gak ngerti kena begituan, tontonan kamu gak asyik," kata Anna mencontohkan.

Lebih lanjut, ketika anak mengalami bullying kondisi emosi pun bertambah buruk. Anak merasa dirinya jelek, tidak baik, dan tidak disukai. Dari sana muncul bibit masalah kejiwaan seperti kecemasan dan dalam jangka panjang bisa mengalami depresi.

"Kemudian anak jadi sedih, sudah lemas badannya, mojok sendirian bisa berlanjut depresi. Tapi tenang saja, ini tidak harus terjadi, sangat bisa dicegah," tegas Anna. Salah satu cara pencegahan anemia adalah lakukan skrinning. Dan jangan lupa, pastikan asupan nutrisi, stimulasi dan hubungan anak hangat.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *