Mantan insinyur balap F1 dari tim Williams Racing bersama desainer JLR berhasil mendirikan perusahaan otomotif bernama Bo. Produk pertama mereka ialah e skuter Bo M. Daripada menciptakan desain skuter yang rumit, perusahaan membuat alas, kolom kemudi panjang dan setang, kemudian digabungkan ke bagian vertikal menjadi satu elemen sasis. Mereka menyebutnya desain Monocurve dan memiliki beberapa keunggulan, seperti terbuat dari aluminium palsu, konstruksi unibody yang kuat memberikan desain yang lebih ergonomis.
Hal ini juga memberi pengendara bagian vertikal yang kokoh dan tidak bergerak, sehingga mereka dapat memasang tas dengan berat hingga 10 kg. Pendiri dan CTO Bo Harris Wills, mengatakan riset perusahaan menemukan bahwa mayoritas orang jarang atau tidak pernah melipat skuter elektronik mereka. "Jadi kami mengambil keputusan sadar untuk memperkenalkan Bo M dengan sasis unibody Monocurve yang tidak terputus dan menghilangkan sumber kelemahan ini," tutur Wills, dikutip dari Carscoops.
JADWAL BUS BUDIMAN Tasikmalaya Hari Ini 29 November 2023, Relasi Bandung, Jakarta hingga Merak JADWAL BUS BUDIMAN Tasikmalaya Hari Ini 6 November 2023, Relasi Bandung, Jakarta hingga Merak SOSOK Nurhasanah ODGJ Cantik Bertahun tahun Dikurung Ibu di Kamar Campur WC, Penyebabnya Pilu
Jadwal Film dan Harga Tiket di Bioskop NSC Pati Hari Ini, Senin 20 November 2023, Ada The Marvels %27Memantau Orang Kaya%27, Ditjen Pajak Ikut Soroti Rumah Mewah Ustaz Solmed dan April Jasmine Halaman 3 Jadwal dan Harga Tiket KM Tilongkabila November Desember 2023, Lengkap Semua Rute
KA Pangandaran dan KA Papandayan Beroperasi Mulai Hari Ini, Simak Harga Tiket dan Jadwalnya Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 88 89 Kurikulum Merdeka: Teks Negosiasi Halaman all Bagian kolom kemudi kini berada di dalam sasis Monocurve, berarti bobot tas tidak memengaruhi performa kemudi dan membuat pengendara keluar jalur.
Keputusan itu juga memungkinkan perusahaan untuk mengemas lebih banyak teknologi ke dalam M, seperti sistem Safetsteer. Sistem ini menggunakan sepasang pegas torsi khusus yang membantu memusatkan kembali kemudi setelah berbelok dan tersembunyi di dalam sasis. Perusahaan menyebut sistem ini membantu membuat kemudi lebih intuitif bagi pengendara pemula dan tidak terlalu liar saat melewati gundukan, sehingga menghasilkan pengendaraan yang lebih percaya diri, terlepas dari tingkat pengalaman pemiliknya.
Untuk membantu menjaga kenyamanan pengendara, dasar sasis dilengkapi dengan "Airdeck" untuk berpijak. Alas kaki elastomer terbuat dari busa anti getaran yang sama dengan sepatu kets kelas atas, yang menyerap benturan tanpa memerlukan suspensi. Terakhir, sasis Monocurve yang besar berarti pabrikan dapat menyembunyikan lebih banyak baterai di dalam M. Skuter ini memiliki jangkauan hingga 31 mil atau 50 km dan kecepatan tertinggi hingga 21 mph (35 km/H). Dengan bobot 22 kg, M dapat menangani pengendara yang beratnya mencapai 100 kg.
Berbasis dari pengujian di perbukitan Bristol, Bo juga menyetel motornya untuk memastikan mampu melewati tanjakan terjal tanpa kesulitan. Untuk membantu melaju sejauh mungkin, rem belakang sepenuhnya regeneratif, sedangkan rem depan menggunakan tromol. Hal ini memberikan kebebasan bagi pengendara untuk memperlambat kecepatan seefisien atau secepat mungkin, tergantung pada situasi yang mereka hadapi.
Produksi Bo M saat ini telah dimulai, dimana pengiriman pertama dari pre order akan mulai tiba pada November mendatang. Sementara harganya dibanderol sebesar 2.726 dolar AS atau sekitar Rp 41 jutaan.